Sabtu, 05 Mei 2012


Genetika Tanaman Dan Heritibilitas


Genetika  Tanaman Dan Heritibilitas

Heritabilitas
            Ragam fenotip suatu sifat merupakan ragam total diantara ragam fenotip-fenotip apabila tumbuh pada berbagai keadaan lingkungan. Ragam genetik merupakan bagian dari ragam fenotip yang dianggap sebagai perbedaan yang disebabkan lingkungan berbeda (Dudley dan Moll, 1969).
            Salah satu factor penting dalam pemilihan criteria seleksi adalah besarnya keragaman temurun relative terhadap sifat non temurun atau terhadap keragaman fenotipik. Rasio antara ragam temurun terhadap ragam yang tidak menurun dinamakan heritabilitas (Allard, 1960).
            Penyerbukan sendiri dan penyerbukan bersilang  yang berlanjut dengan pembuahan akan menghasilkan komposisi genetic keturunan yang berbeda.pekiran komposisi genetic tersebut sangat penting dalam pelaksanaan program pemuliaan tanaman.

A.Tanaman Penyerbukan Sendiri

            Pada tanaman penyerbuk sendiri (self-pollinatet crops atau tanaman autogam)  yang berlanjut dengan pembuahan secara terus menerus’populasi generasi-generasi berikutnya cendrung mempunyai tingkat homozigot  yang semakin besar.jadi,populasi tanaman akan cendrung  merupakan kumpulan suatu lini murni(pure lines)misalnya ‘jika suatu  genotife yang heterezigot pada satu lokusnya ,hanya dua  allele yang berbeda (Aa) mengalami penyerbukan dan pembuahan  sendiri secara terus menerus ,akan tanpak bahwa proporsi yang homozigot( baik yang dominant maupun resesif)akan bertambah ,sedangkan yang heterezigot akan menurun.

. PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
         Sasaran yang hendak dicapai : sifat unggul pada homosigot.Ciri khusus varietas tanaman menyerbuk sendiri yang dikembangkan melalui biji adalah susunan genetiknya homosigot, kecuali varietas hibrida. Untuk memperoleh tanaman homosigot dari hasil hibridisasi stau dari populasi heterogen , peranan seleksi amat penting artinya.
Hibridisasi    : Penyerbukan antara tanaman homosigot
Crossing      : Penyerbukan antara tanaman homosigot dengan heterosigot atau heterosigot dengan
hetreosiigot
Selfing        : penyerbukan pada tanaman berumah satu.
AUTOGAMI
*   Butuh pengujian dibanyak lingkungan
*   Pada tranaman homosigot (peka terhadap kondisi lingkungan dibanding heterosigot). Makin heterosigot makin bagus, selfing seringkali menyebabkan degenerasi.

 DASAR GENETIK
          Tanaman menyerbuk sendiri yang disilangkan heterosigot makin kurang keragaman genetiknya terjadi penyerbukan sendiri terus menerus, perubahan susunan genetika pada masing–masing pasangan. Alel mengarah ke homosigositas, sehingga susunan genetik dalam tanaman semua / sebagian besar homosigot.
 METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
*   Pasangan gen homosigot akan tetap homosigot dengan adanya penyerbukan sendiri.
*   Pasangan gen – gen heterosigot akan terjadi segresi apabila diserbuki sendiri dan menghasilkan genotipe homosigot dan heterosigot dengan perbandingan yang sama.
Apabila terjadi penyerbukan sendiri secara terus menerus maka genotipe yang terbentuk adalah cenderung homosigot atau genotip homosigot makin lama makin besar proporsinya.


Misal :



                                                                  Aa
http://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image003.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image004.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image005.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image006.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image007.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image008.gif 


http://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image009.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image010.gif25 o/o AA                                                50 o/o Aa                             25 o/o aa    S1
http://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image011.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image012.gif                                                               
http://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image013.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image014.gif 

http://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image015.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image016.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image017.gif25 o/o AA           12 ½ o/o AA                25 o/o Aa       12 ½ o/o aa     25 o/o aa     S2
http://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image018.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image019.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image020.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image021.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image022.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image023.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image024.gif 

http://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image025.gif37 ½ o/o AA   6 ¼ o/o AA                    12 ½ o/o Aa      6 ¼ o/o aa     37 ½ o/o aa   S3
http://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image026.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image027.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image028.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image029.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image030.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image031.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image032.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image033.gif 

43,75 o/o AA   3,125 o/o AA               6 ¼ o/o Aa       3,125 o/o aa    43,75 o/o aa   S4
http://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image039.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image040.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image041.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image042.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image043.gifhttp://fp.uns.ac.id/%7Ehamasains/bab6pemuliaan_files/image044.gif 


46.875 o/o AA   1,562 o/o AA            3,125 o/o Aa       1,562 o/o aa   46,875 o/o aa  S5

Sebaran homosigot dan heterosigot apabila satu tanaman yang heterosigot pada satu lokus diserbuki sendiri sampai 5 generasi ( S1 – S5 )




B.Tanaman Penyerbuk Bersilang
1. DASAR  GENETIK
Pada dasarnya tanaman penyerbuk silang adalah heterozigot dan heterogenus. Satu individu dan individu lainnya genetis berbeda. Karena keragaman genetis yang umumnya cukup besar dibanding dengan tanaman penyerbuk sendiri dalam menentukan kriteria seleksi diutamakan pada sifat ekonomis yang terpenting dulu, tanpa dicampur aduk dengan sifat – sifat lain yang kurang urgensinya. Pengertian yang bertalian dengan keseimbangan Hardy-Weinberg pengertian mengenai silang dalam, macam – macam gen dan sebagainya sangat membantu memahami sifat – sifat tanaman penyerbuk silang dan metode – metode seleksinya.
Pada tanaman yang penyerbukan  dan pembuahannya bersilang (cross-pollinated crops atau tanaman allogam) dikenal adanya perkawinan acak(random mating atau panmixia).Random Mating adalah sustu perkawinan  dimana tiap individu dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk kawin dengan individu lain dalam populasi tersebut. Misalnya ,suati populasi terdiri atas 25% individu yang empunyai  genotype AA,50% dengan genotype Aa, dan 25% dengan genotife aa.bila terjadi Random Mating,individu dengan genotife AA yang menghasilkan gamet jantan  akan kawin dengan individu genotife AA,Aa dan aa akan menghasilkan gamet betita sesuai dengan frekuensi masing-masing.Demikian pula, dengan gamet jantan yang dihasilkan oleh individu yang bergenotife Aa,aa.. jadi peluang terpilih nya suatu genotife untuk kawin dengan genotife yang lain adalah sama  dengan frekuensi relative yang dimiliki oleh genotife  yang bersangkutan .
            Untuk mengetahui proporsi atau komposisi populasi yang berasal dari suatu populasi asal yang mengalami random mating ,perlu diketahui  batasan mengenai batasan frekuensi gen  dan frekuensi genotype.
Frekuensi gen adalah proporsi suatu allele yang terdapat dalam populasi  sedangkan
Frekuensi genotype adalah proporsi suatu genotipe yang terdapat dalam populasi tersebut.. 

1 komentar:

Anonim mengatakan...

tulisannya acak2an,,, copas dari blog lain,,