Sabtu, 05 Mei 2012
undefined
undefined
undefined
PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cahaya matahari adalah sumber
energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup didunia. Bagi
tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari sangat menentukan
proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan
untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan
ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (http://afriathinks.blogspot.com). Menurut (http://www.silvikultur.com)
cahaya merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya fotosintesis,
sementara fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci dapat
berlangsungnya proses metabolisme yang lain di dalam tanaman.
Pengaruh cahaya juga berbeda
pada setiap jenis tanaman. Tanaman C4, C3, dan CAM memiliki reaksi
fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama
penyinaran oleh cahaya matahari (Onrizal, 2009). Selain itu, setiap
jenis tanaman memiliki sifat yang berbeda dalam hal fotoperiodisme,
yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang diterima tanaman.
Perbedaan respon tumbuhan terhadap lama penyinaran atau disebut juga
fotoperiodisme, menjadikan tanaman dikelompokkan menjadi tanaman hari
netral, tanaman hari panjang, dan tanaman hari pendek (http://thejeber.wordpress.com).
Kekurangan cahaya matahari
akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan
cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya
saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana
batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya
berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau ). Gejala
etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada
di tempat yang gelap. Cahaya juga dapat bersifat sebagai penghambat
(inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena dapat memacu
difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya (http://kampoengpintar.blogspot.com).
Cahaya yang bersifat sebagai inhibitor tersebut disebabkan oleh tidak
adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk penunjang
sel – sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang
menyebabkan tumbuhan – tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi
relative pendek, lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang
kecambah lebih kokoh (http://afriathinks.blogspot.com).
Dikarenakan sinar matahari
sangat penting dan memberikan pengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, maka pada tugas kelompok kali ini, akan dibahas
lebih lanjut dan mendalam mengenai peranan dan pengaruh sinar matahari
terhadap pertumbuhan tanaman dari sudut pandang proses fisiologi,
pertumbuhan vegetatif, dan pertumbuhan generatif tanaman.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana peranan cahaya matahari terhadap kehidupan
- Bagaimana proses tanaman mendapatkan energi?
- Bagaimana pengaruh cahaya terhadap kehidupan tanaman?
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui peranan cahaya matahari terhadap kehidupan.
- Untuk mengetahui proses tanaman mendapatkan energi.
- Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap kehidupan tanaman.
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Cahaya
Matahari merupakan sumber
energi terbesar di alam semesta. Energi matahari diradiasikan kesegala
arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi. Energi
matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi
dikarenakan aliran energi matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan
medium untuk mentransmisikannya. Energi matahari yang jatuh ke permukaan
bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar dengan kecepatan
cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya
dinyatakan dalam mikron (Tjasjono, 1995:55).
3.2 Pengetian Tumbuhan
Tumbuhan adalah salah satu benda hidup yang terdapat di alam semesta. Tumbuhan adalah organisme benda hidup yang terkandung dalam alam Plantae. Biasanya, organisme yang menjalankan proses fotosintesis adalah diklasifikasikan sebagai tumbuhan. Tumbuhan memerlukan cahaya matahari
untuk menjalani proses fotosintesis. Tumbuhan merangkumi semua benda
hidup yang mampu menghasilkan makanan dengan menggunakan klorofil untuk
menjalani proses fotosintesis (http://duniatumbuhan.blogspot.com).
Jika dihubungkan dengan
fotosintesis, tanaman dibedakan menjadi 3, yaiu tanaman C3, C4 dan
tanaman CAM. Perbedaan yang mendasar antara tanaman tipe C3, C4, dan CAM
adalah pada reaksi yang terjadi di dalamnya. Pada tanaman yang bertipe
C3 produk awal reduksi CO2 (fiksasi CO2) adalah
asam 3-fosfogliserat atau PGA. Terdiri atas sekumpulan reaksi kimia yang
berlangsung di dalam stroma kloroplas yang tidak membutuhkan energi
dari cahaya mataharai secara langsung. Sumber energi yang diperlukan
berasal dari fase terang fotosintesis. Sekumpulan reaksi tersebut
terjadi secara simultan dan berkelanjutan. Memerlukan energi sebanyak 3
ATP. PGAL yang dihasilkan dapat digunakan dalam peristiwa yaitu sebagai
bahan membangun sel, untuk pemeliharaan sel dan disimpan dalam bentuk
pati(http://ipul-biologi.blogspot.com).
Berdasarkan proses reaksi yang terjadi pada tanaman C3, telah diketahui
bahwa tanaman C3 dapat tumbuh baik dibawah naungan tau ditempat yang
intensitas mataharinya rendah.
Tanaman C4 adalah tanaman
yang mampu hidup di lahan yang terpapar intensitas matahari penuh. Pada
tanaman tipe C4 yang menjadi cirinya adalah produk awal reduksi CO2 (fiksasi CO2)
adalah asam oksaloasetat, malat, dan aspartat ( hasilnya berupa
asam-asam yang berkarbon C4). Reaksinya berlangsung di mesofil daun,
yang terlebih dahulu bereaksi dengan H2O membentuk HCO3
dengan bantuan enzim karbonik anhidrase. Memiliki sel seludang di
samping mesofil. Tiap molekul CO2 yang difiksasi memerlukan 2 ATP.
Tanaman c4 juga mengalami siklus calvin seperti peda tanaman C3 dengan
bantuan enzim Rubisko (http://ipul-biologi.blogspot.com).
Sedangkan pada tanaman tipe CAM yang
menjadi ciri mendasarnya adalah memiliki daun yang cukup tebal sehingga
laju transpirasinya rendah. Stomatanya membuka pada malam hari. Pati
diuraikan melalui proses glikolisis dan membentuk PEP. CO2 yang masuk setelah bereaksi dengan air seperti pada tanaman C4
difiksasi oleh PEP dan diubah menjadi malat. Pada siang hari malat
berdifusi secara pasif keluar dari vakuola dan mengalami dekarboksilasi.
Melakukan proses yang sama dengan tanaman C3 pada siang hari yaitu daur
Calvin. Melakukan proses yang sama dengan tanaman C4 pada malam hari
yaitu daur Hatch dan Slack (http://ipul-biologi.blogspot.com).
2.3 Pengertian Fotosinesis
Dalam hubungan antara cahaya
matahari dengan tanaman, selalu terdapat keterkaitan antara sinar
matahari dan proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses
pembuatan makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan sinar matahari dan enzim-enzim. fotosintesis adalah fungsi utama dari daun tumbuhan. Proses fotoseintesis ialah proses dimana tumbuhan menyerap karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Tumbuhan menyerap cahaya karena mempunyai pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplast. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas
setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis
tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya
sebagian besar proses fotosintesis.
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler adalah kebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbondioksida, air, dan energi kimia.
BAB III. PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Cahaya dan Peranan dalam Kehidupan
Matahari merupakan sumber
energi terbesar di alam semesta. Energi matahari diradiasikan kesegala
arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi. Energi
matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi
dikarenakan aliran energi matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan
medium untuk mentransmisikannya. Energi matahari yang jatuh ke permukaan
bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar dengan kecepatan
cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya
dinyatakan dalam mikron (Tjasjono, 1995:55).
Bagi manusia dan hewan cahaya
matahari berfungsi sebagai penerang. Sedangkan bagi tumbuhan dan
organisme berklorofil, cahaya matahari dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku dalam proses fotosintesis. Dalam proses ini energi cahaya
diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO₂ dan air untuk membentuk
karbohidrat.
Lebih lanjut, adanya sinar
matahari merupakan sumber dari energi yang menyebabkan tanaman dapat
membentuk gula. Tanpa bantuan dari sinar matahari, tanaman tidak dapat
memasak makanan yang diserap oleh tanah, yang mengakibatkan tanaman
menjadi lemah atau mati (AAK, 1983:18)
3.2 Proses Tanaman Mendapatkan Energi
Pada kegiatan budaya
pertanian, Pengaruh unsur cahaya menjadi perhatian serius. Hal tersebut
dikarenakan hampir semua objek agronomi berupa tanaman hijau yang
memiliki kegiatan fotosintesa. Penerapan energi pelengkap dalam bentuk
kerja manusia dan hewan, bahan bakar, mesin, alat-alat pertanian, pupuk,
dan, obat-obatan tidak lain adalah sebagai usaha untuk meningkatkan
proses konversi energi matahari ke dalam bentuk produk tanaman (Jumin,
2008:8).
Tidak semua energi cahaya
matahari dapat diabsorpsi oleh tanaman. Hanya cahaya tampak saja yang
dapat berpengaruh pada tanaman dalam kegiatan fotosintesisnya. Cahaya
itu disebut dengan PAR (Photosynthetic Activity Radiation) dan mempunyai
panjang gelombang 400 mili mikron sampai 750 mili mikron (Jumin, 2008:9). Tanaman
juga memberikan respon yang berbeda terhadap tingkatan pengaruh cahaya
yang dibagi menjadi tiga yaitu, intensitas cahaya, kualitas cahaya, dan
lamanya penyinaran (Jumin 2008:08).
Oleh tumbuhan radiasi
matahari berupa cahaya tampak ditangkap oleh klorofil pada tanaman dalam
proses yang disebut proses fotosintesis. Hasil fotosintesis menjadikan
bahan utama untuk proses pertumbuhan dan cadangan makanan tanaman.
Proses fotosintesis pada
tanaman dilakukan di siang hari dikala matahari menyinari bumi. Dengan
menggunakan cahaya matahari tumbuhan mengubah gas karbondioksida dan
unsur-unsur mineral dalam tanah serta air untuk menghasilkan gula
(glukosa) dan oksigen. Proses ini dilakukan oleh zat hijau daun bernama
klorofil yang berada di daun dan dilindungi oleh lapisan lilin untuk
mencegah penguapan. Gula hasil fotosintesis disimpan tumbuhan sebagai
cadangan energi, dan oksigen sebagai hasil sampingannya (http://tanaman.org).
Gula yang telah dibuat
kemudian digunakan oleh tumbuhan untuk proses metabolismenya.
Pemanfaatan energi gula oleh tumbuhan memerlukan serangkaian proses
sehingga energi yang ada dalam bentuk gelombang elektromagnetik
tersebut dapat diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH) yang dikenal
dengan reaksi terang. Hasil reaksi terang ini
(ATP dan NADPH) selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam reaksi metabolisme
khususnya reduksi CO (http://dc200.4shared.com/).
Seperti telah kita ketahui, reaksi fotosintesis terdiri atas dua tahapan yaitu : tahapan Reaksi Terang ( disebut juga Reaksi Hill ) dan Reaksi Gelap
( disebut juga Reaksi Blackman atau siklus Calvin ). Masing-masing
tahapan menunjukkan proses reaksi yang berbeda. Namun keduanya merupakan
satu rangkaian reaksi yang tak terpisahkan dari reaksi fotosintesis.
Perbedaan antara reaksi terang dengan reaksi gelap, secara ringkas
dijelaskan dalam tabel seperti berikut ini (http://pelajaranbiologi-sma1.blogspot.com).
Tabel 3.3 Perbedaan reaksi gelap dan reaksi terang
NO
|
DILIHAT DARI
|
REAKSI TERANG
|
REAKSI GELAP
|
1.
|
Tempat berlangsung
|
bagian kloroplas bernama Grana
|
bagian kloroplas bernama Stroma
|
2.
|
Sumber energi
|
Cahaya / matahari
|
ATP dan NADPH2 dari reaksi terang
|
3.
|
Proses yang terjadi
|
Fotolisis : pemecahan H2O menggunakan energi cahaya menjadi ion Hidrogen dan molekul air
|
Fiksasi : pengikatan CO2 , penyusunan / pengkombinasian hydrogen dg karbondioksida membentuk gula
|
4.
|
Hasilnya
|
O2, ATP dan NADPH2
|
Karbohidrat sederhana
|
3.2.3 Faktor Pembatas Fotosinstesis
Terdapat beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis, yaitu : 1. Intensitas cahaya Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya; 2. Konsentrasi karbon dioksida Semakin
banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang
dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis; 3. Suhu Enzim-enzim
yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu
optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring
dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim; 4. Kadar air Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis; 5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis) Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju
fotosintesis akan berkurang; 6. Tahap pertumbuhan Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi padatumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis; 5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis) Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju
fotosintesis akan berkurang; 6. Tahap pertumbuhan Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi padatumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
3.3 Pengaruh Cahaya terhadap Kehidupan Tanaman
3.3.1 Pengaruh Radiasi Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Radiasi matahari yang
ditangkap klorofil pada tanaman yang mempunyai hijau daun merupakan
energi dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini menjadi bahan
utama dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Selain meningkatkan
laju fotosintesis, peningkatan cahaya matahari biasanya mempercepat
pembungaan dan pembuahan. Sebaliknya, penurunan intensitas radiasi
matahari akan memperpanjang masa pertumbuhan tanaman. Jika air cukup
maka pertumbuhan dan produksi padi hampir seluruhnya ditentukan oleh
suhu dan oleh radiasi matahari (Tjasjono 1995:190).
Radisasi matahari merupakan
faktor penting dalam metabolisme tanaman yang mempunyai hijau daun,
karena dapat dikatakan bahwa produksi tanaman dipengaruhi oleh
tersedianya sinar matahari. Akan tetapi pada umumnya terjadi fluktuasi
hasil panen (hasil fotosintesis) dari tahun ke tahun, hal tersebut
dikarenakan faktor-faktor lain seperti curah hujan, suhu udara, hama
penyakit dan lainnya turut mempengaruhi hasil panen (hasil fotosintesis)
(Tjasjono, 1995:55).
Pengaruh unsur cahaya pada
tanaman tertuju pada pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanggapan
tanaman terhadap cahaya ditentukan oleh sintesis hijau daun, kegiatan
stomata ( respirasi, transpirasi), pembentukan anthosianin, suhu dari
organ-organ permukaan, absorpsi mineral hara, permeabilitas, laju
pernafasan, dan aliran protoplasma (Jumin 2008:8). Secara teoritis,
semakin besar jumlah energi yang tersedia akan memperbesar jumlah hasil
fotosintesis.
3.3.2 Pengaruh Kuantitas Cahaya Matahari terhadap Tanaman
Sebagian besar tanaman dari daerah sedang
adalah fotoperiodik. Namun demikian, di daerah ekuator, panjang siang
hari pada setiap bulan menunjukkan perbedaan yang kecil sehingga
pengaruh kuantitas atau lamanya penyinaran matahari dalam satu hari
tidak mempengaruhi pertumbuhandan perkembangan tanaman secara signifikan
(Fitter dan Hay, 1991:52).
Respon fotoperiodik memungkinkan tanaman
untuk mengatur waktu bagi pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan untuk
membentuk bunga agar tetap tegar menghadapi perubahan musim di dalam
lingkungannya. Bila satu tanaman dipindahkan ke daerah dengan garis
lintang berbeda, maka akan menghentikan fasenya dan tanaman tersebut
dapat mati, misalnya karena berusaha tumbuh secara vegetatif pada musim
dingin atau musim semi (Fitter dan Hay, 1991:53).
3.3.3 Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari terhadap Tanaman
Intensitas cahaya matahari menunjukkan
pengaruh primer pada fotosintesis, dan pengaruh sekundernya pada
morfogenetik. Pengaruh terhadap morofogenetik hanya terjadi pada
intensitas rendah (Fitter dan Hay, 1991:54). Pengaruh tanaman dalam
kaitannya dengan intensitas cahaya salah satunya adalah penempatan daun
dalam posisi di mana akan diterima intersepsi cahaya maksimum. Daun yang
menerima intensitas maksimal adalah daun yang berada pada tajuk utama
yang terkena sinar matahari (Fitter dan Hay, 1991:54).
Masing-masing tanaman memiliki reaksi
yang berbeda terhadap intensitas cahaya. Berdasarkan perbedaan reaksi
tersebut, tanaman dibedakan menjadi tanaman C3, C4, CAM. Tanaman C3
adalah tanaman yang hidup baik pada intensitas cahaya rendah, dan
tanaman C4 adalah tanaman yang hidup baik pada intensitas cahaya tinggi,
sedangkan tanaman CAM adalah tanaman yang hidup didaerah kering.
Penelitian yang dilakukan oleh Grime
dalam Fitter dan Hay (1991:55) membuktikan bahwa tanaman yang terbiasa
hidup tanpa naungan seperti Arenaria servillifolia
memperlihatkan kondisi yang tidak dapat berkembang dan tumbuh jika
diberi naungan. Hal tersebut terbukti oleh habisnya persediaan
karbohidat.
Lebih lanjut, jika tanaman yang tanpa
naungan ternaungi, terdapat beberapa kemungkinan yang akan terjadi.
Masalah yang dihadapi oleh sebuah daun yang ternaungi adalah untuk
mempertahankan suatu keseimbangan karbon yang positif, dan kerapatan
pengaliran di mana keadan ini tercapai, merupakan titik kompensasi.
Dibawah intensitas cahaya yang rendah terdapat tiga pilihan, yaitu :
Pengurangan kecepatan respirasi, peningkatan luas daun untuk memperoleh
permukaan absorbsi cahaya yang lebih besar; dan peningkatan kecepatan
fotosintesis setiap unit energi cahaya dan luas daun.
3.3.4 Pengaruh Kualitas Cahaya Matahari terhadap Tanaman
Radiasi energi yang diterima oleh bumi
dari matahari berbentuk gelombang elektromagnetik yang bervariasi
panjangnya yaitu dari 5000-290 milimikron. Rangkaian spektrum matahari
ini dapat dikelompokan berdasarkan panjang gelombangnya. Cahaya
mempunyai sifat gelombang dan sifat partikel (http://satopepelakan.blogspot.com/).
Cahaya hanya merupakan bagian dari energi
cahaya yang memiliki panjang gelombang tampak bagi mata manusia sekitar
390-760 nanometer. Sipat partikel cahaya biasanya diungkapkan dalam
pernyataan bahwa cahaya itu datang dalam bentuk kuanta dan foton, yaitu
paket energi yang terpotong-potong dan masing-masing mempunyai panjang
gelombang tertentu (http://satopepelakan.blogspot.com/).
Cahaya memberikan energi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman/pohon secara langsung melalui tumbuhan hijau
atau melalui organisme lain, hal ini tergantung kepada zat-zat organik
yang disintesa oleh tumbuhan hijau. Kualitas cahaya berkaitan erat
dengan panjang gelombang, dimana panjang gelombang ungu dan biru
mempunyai foton yang lebih berenergi bila dibanding dengan panjang
gelombang jingga dan merah. Kualitas cahaya dibedakan berdasarkan
panjang gelombang menjadi.
· Panjang gelombang 750-626 mu adalah warna merah.
· Panjang gelombang 626-595 mu adalah warna orange/jingga.
· Panjang gelombang 595-574 mu adalah warna kuninga.
· Panjang gelombang 574-490 mu adalah warana hijau.
· Panjang gelombang 490-435 mu adalah warna biru.
· Panjang gelombang 435-400 mu adalah warna ungu.
Semua warna-warni dari panjang gelombang
ini mempengaruhi terhadap fotosintesis dan juga mempengaruhi terhadap
pertumbuhan dan perkembangan pohon baik secara generatif maupun
vegetatif, tetapi kuning dan hijau dimanfaatkan oleh tanaman sangat
sedikit, panjang gelombang yang paling banyak diabsorbsi beada di
wilayah violet sampai biru dan orange sampai merah (http://satopepelakan.blogspot.com/).
Variasi harian dan variasi musiman tidak
hanya mempengaruhi masukan energi, tetapi juga suatu masukan faktor
periode yang penting. Panjang siang hari pada waktu yang berbeda dalam
satu tahun, untuk organisme yang non tropis dan merupakan indikator yang
paling dapat dipercaya dan sebagian besar tanaman bersifat
fotoperiodik. Irradiasi langsung pada dini hari dan senja hari
mengandung banyak radiasi panjang gelombang yang disebabkan oleh celah
atmosfer yang lebih panjang dan berakibat penghamburan gelombang pendek.
3.3.4.1 Cahaya UV
Cahaya dengan kualitas yang berbeda-beda
ditemukan dalam dua keadaan terestial bumi ini : di bawah kanopi daun
dan di daerah dengan altitut tinggi. Pada daerah yang memiliki altitut
tinggi, terjadi radiasi dengan penambahan jumlah sinar utra-violet (UV).
Di daerah yang altitutnya lebih rendah, UV disaring oleh atmosfir
terutama oleh oksigen dan ozon.
Tetapi perbedaan UV di tempat
tinggi dan rendah secara relatif hanya memiliki pengaruh yang kecil
pada vegetasi tempat yang tinggi. Caldwell (1968)dalam (Fitter dan Hay,
1991) menemukan peningkatan sebesar 26% radiasi matahari langsung pada
pita 280-315 nm pada ketinggian 4450 m bila dibandingkan dengan tempat
pada ketinggian 1670 m, tetapi hal ini sebagai besar diimbangi oleh
suatu penurunan dalam radiasi UV difusi, sehingga sinar UV tidak terlalu
nampak berbahaya bagi tanaman (Fitter dan Hay, 1991).
3.3.4.2 Cahaya Infra Merah
Rangsangan cahaya pada
perkecambahan merupakan satu peristiwa yang dapat melibatkan fitokrom,
yaitu komponen daun yang peka terhadap cahaya merah dan infra merah.
Biji dengan ciri peka terhadap rangsangan dapat berkecambah jika terkena
cahaya merah. Akan tetapi biji menjadi tidak akan berkecambah jika
diberi cahaya inframerah.
Hal tersebut diperkuat dengan
beberapa peneliti yang memperlihatkan bahwa biji yang peka terhadap
cahaya tidak akan berkecambah dibawah kanopi daun (black, 1969 ;
stoutjesdijk, 1972 ; King, 1975 dalam Fitter dan Hay, 1991:50). Menurut
Gorski dalam Fitter dan Hay (1991:50) peningkatan derajat Infra merah
dapat menghambatan perkecambahan tujuh spesies biji-biji yang tumbuh
baik jika diberi rangsangan cahaya.
Kasperbauer dan Peaslee dalam
Fitter dan Hay (1991:50) berturut-turut menunjukkan bahwa tanaman yang
diberi perlakuan FR (dianalogikan untuk tanaman-tanaman di bagian tengan
barisan) daun-daunnya lebih panjang, lebih sempit dan lebih ringan
dengan stomata yang lebih sedikit dan klorophyl per unit luasan yang
lebih sedikit. Asimilasi karbondioksida sama atas dasar satuan luasan,
tetapi lebih besar berdasarkan berat sehelai daun, yag memperlihatkan
bahwa tanaman-tanaman yang diberi perlakuakn FR telah mempertahankan
asimilasi fotosintetik pada kerapatan pengaliran yang lebih rendah
dengan meningkatkan luas daun (Fitter dan Hay, 1991:50).
Pengaruh variasi kualitas
cahaya pada tanaman baru saja diamati akhir-akhir ini. Erez dan
Kadman-Zahavi dalam Fitter dan Hay (1991:50) menanam pohon peach (Prunus persica)
pada keadaan ternaungi akan menghalangi secara berturut-turut cahaya
biru (tidak ada transmisi di atas 550 nm), biru dengan FR (tembus cahaya
di atas 660 nm), dan merah dengan FR (tembus cahaya di atas 500 nm).
Mereka nememukan bahwa luas daun terbesar terdapat pada keadaan R + FR
dan terkecil di bawah biru + FR dan penaungan terbuka (Stoutjesdijk
dalam Fitter dan Hay, 1991:51).
3.3.4.3 Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Laju Fotosintesis
Pola dari pucuk tanaman
diarahkan untuk menuju efisiensi dalam fotosintesis struktur dari
mesosfil kurang dan organ stomata memungkinkan perubahan gas secara
cepat, bahkan adanya fakta bahwa fotosintesis memanfaatkan sebagian
besar radiasi panjang gelombang yang terlihat sangat nyata, karena
panjang gelombang ini adalah wilayah spektrum dengan nilai energi yang
paling besar disamping adaptasi diatas, sebenarnya hanya sedikit energi
matahari yang dapat dimanfaatkan dalam proses fotosintesis (0,025%) (http://satopepelakan.blogspot.com).
Kebanyakan daun telah menjadi
jenuh cahaya dan hanya 20% dari cahaya matahari penuh yang dapat
diserap. Dari jumlah ini hanya 20% yang disimpan dalam molekul gula yang
dihasilkan. Sejumlah cahaya yang dibutuhkan untuk fotosintesis, agar
dapat seimbang dengan menggunakan ikatan karbon yang digunakan untuk
respirasi. Dalam hal ini prosentase dari cahaya penuh, titik
kopensasiuntuk permudaan tanaman biasanya berada antara 2 dan 30% (http://satopepelakan.blogspot.com).
Cahaya dapat menembus daun dengan 4 cara
- Irradiasi langsung yang tidak terhalang yang diberikan oleh noda-noda matahari. Noda matahari ini mempunyai sifat berirradiasi langsung kecuali bila terjadi pengaruh bayangan. (Anderson dan miller 1974). Cahaya matahari langsung nampak menjadi berkurang nilainya pada sebagian besar di bawah kanopi.
- Radiasi difusi yang tak terhalang merupakan cahaya langit difusi yang mengiringi noda matahari.
- Refleksi daun-daun tidak hanya meneruskan cahaya, tetapi sama dengan permukaan biologis lainnya, memantulkan sebagian tertentu. Jumlah yang dipantulkan akan tergantung pada beberapa parameter cahaya yang dipantulkan. Juga diubah spektrumnya dengan cara yang sama seperti cahaya yang diteruskan.
- Transmisi derajat penaungan lebih tergantung jumlah cahaya yang diabsorbsi dan yang dipantulkan oleh daun.
Dari keempat cara tersebut
diatas sudah jelas akan mempengaruhi terhadap proses fotosintesis karena
kualitas, intensitas dan fotoperiode cahaya untuk proses fotosintesa
terjadinya pada daun (http://satopepelakan.blogspot.com/).
DAFTAR PUSTAKA
RUJUKAN BUKU
AAK. 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta: Kanisius
Fitter A.H. dan Hay R.K.M. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Jumin, H.B. 2008. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Tjasjono Bayong. 1995. Klomatologi Umum. Bandung: Penerbit ITB Bandung
RUJUKAN INTERNET
Admin. 2009. Pengaruh Cahaya pada Pertumbuhan Tumbuhan.[serial on line]. http://kampoengpintar.blogspot.com/2009/03/pengaruh-cahaya-pada-pertumbuhan.html. [7 Maret 2012].
Admin. 2009. Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tumbuhan Kacang Hijau. [serial on line]. http://afriathinks.blogspot.com/2009/09/pengaruh-cahaya-terhadap-pertumbuhan.html. [7 Maret 2012].
Admin. 2009 Fungsi Tanaman. [serial on line]. http://tanaman.org/fungsi-tanaman_123.htm 2009. [7 Maret 2012].
Admin. [TanpaTahun]. Penaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tanaman. [serial online] http://www.silvikultur.com/pengaruh_cahaya_terhadap_tanaman [7 Maret 2012].
Admin. [Tanpa Tahun]. Reaksi Cahaya Fotosintesis dan Aspek-Aspek Fotofisilogi. [serial on line]. http://dc200.4shared.com/doc/-81SG5Iu/preview.html. [7 Maret 2012].
Onrizal. 2009. Bahan Ajar Silvika,
Pertumbuhan Pohon Kaitannya dengan Tanah, Air, dan Iklim. Tidak
Diterbitkan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara.
Admin. 2010. Manipulas Pencahayaan untuk Merangsang Pembungaan. [serial online]. http://thejeber.wordpress.com/2010/03/05/manipulasi-pencahayaan-untuk-merangsang-pembungaan/. [7 Maret 2012].
Admin. 2007. Pengertian Tumbuhan. [serial on line] http://duniatumbuhan.blogspot.com/2007/07/pengertian-tumbuhan.html. [7 Maret 2012].
Admin. 2011. Perbedaan Tanaman Jenis C3, C4, CAM. [serial on line]. http://ipul-biologi.blogspot.com/2011/02/perbedaan-tanaman-jenis-c3-c4-dan-cam.html. [7 Maret 2012].
Admin. 2011. Perbedaan Reaksi Gelap dan Terang. [serial on line]. http://pelajaranbiologi-sma1.blogspot.com/2011/09/perbedaan-reaksi-terang-dengan-reaksi.html. [7 Maret 2012].
http://satopepelakan.blogspot.com/2010/11/kualitas-cahaya-dan-pertumbuhan-tanaman.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar