Sabtu, 05 Mei 2012
Capsicum spp. (Cabai):
Linnaeus (1753) mengenal 2 jenis Capsicum yaitu C. annuum dan C. frutescens.
Kemudian Irish (1898) merevisi marga tersebut yang menghasilkan jenis yang sama
dengan Linnaeus, namun ada penambahan 7 varietas dalam C. annuum. Adapun ke tujuh varietas tersebut dapat dibedakan
berdasarkan bentuk, ukuran, posisi buah (tegak atau menggantung), warna dan
rasanya.
Beberapa varitas cabai yang dibedakan/dikelompokan sesuai
bentuk,ukuran,posisi buah.Dan daerah asalnya serta
C. annuum L.
tersebar
secara spontan dan luas dari United States bagian selatan, terus Meksiko,
Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara (Purseglove, 1979). Di
Indonesia jenis ini tersebar di seluruh kepulauan, hal ini mungkin karena
hampir sebagian besar penduduk telah memanfaatkannya secara luas baik sebagai
bumbu maupun sayuran (Djarwaningsih, 1986).
C.baccatum L.
Tumbuhan
berupa terna atau setengah perdu, dengan tinggi 45-75 cm, biasanya berumur
hanya semusim. Bunga tunggal dan muncul di bagian ujung ranting, posisinya
tegak atau menggantung; mahkota bunga berwarna putih dengan bercak-bercak
kuning pada tabung mahkotanya, berbentuk seperti bintang. Kelopak seperti
lonceng. Buah tunggal pada setiap ruas; bentuk buah bulat memanjang; warna buah
ketika masih muda dapat merah, jingga, kuning, hijau atau coklat dan setelah
masakpun bervariasi dari jingga, kuning sampai Jenis, varietas liar maupun
budidayanya ditemukan dari Amerika Selatan.
Capsicum frutescens L
Tumbuhan
berupa terna atau setengah perdu, tinggi 50-150 cm, hidupnya dapat mencapai 2
atau 3 tahunan. Bunganya muncul berpasangan atau bahkan lebih di bagian ujung
ranting, posisinya tegak; mahkota bunga berwarna kuning kehijauan, berbentuk
seperti bintang. Kelopak rompong. Buah muncul berpasangan atau bahkan lebih
pada setiap ruas, biasanya rasanya sangat pedas; kadang-kadang mempunyai bentuk
buah bulat memanjang atau berbentuk setengah kerucut; warna buah setelah masak
biasanya merah; posisi buah tegak. Biji berwarna kuning pucat.
Jenis
ini kadang-kadang disebut cabai burung. Menurut Smith & Heiser (1957)
karena persebarannya yang begitu luas, maka tidak bisa digambarkan pusat
asalnya di Amerika tropik. Jenis ini pertama kali dibawa pada zaman Columbia
akhir ke Pasifik dan daerah-daerah tropik lainnya dan mengalami naturalisasi di
beberapa tempat, termasuk Afrika tropik dan Asia Tenggara. Bentuk budidaya dengan
buah besar ditemukan secara luas dari Meksiko bagian selatan sampai Costa Rica.
Saat ini ditemukan sebagai gulma atau tumbuhan liar di Florida, Meksiko,
Amerika Selatan bagian utara dan India Barat (Purseglove, 1979). Sedangkan di
Indonesia tersebar di seluruh kepulauan, mungkin karena pemanfaatannya yang
luas seperti halnya C. annuum ataupun
juga karena daur hidupnya yang tahunan, sehingga penduduk setiap saat dapat
memperoleh hasilnya dan membudidayakannya (Djarwaningsih, 1986).
Capsicum pubescens R. & P.
Tumbuhan
berupa perdu, tinggi 45-113 cm, berbulu lebat, biasanya berumur hanya semusim.
Bunga tunggal atau kadang-kadang menggerombol berjumlah 2-3 pada tiap ruas,
posisinya tegak; mahkota bunga berwarna ungu, berbulu, berbentuk seperti
bintang. Kelopak berwarna hijau, berbulu. Buah tunggal atau muncul bergerombol
berjumlah 2-3 pada setiap ruas, rasanya pedas; buahnya berbentuk bulat telur;
warna buah setelah masak bervariasi ada yang merah, jingga atau cokelat; posisi
buah menggantung. Biji berwarna hitam.
Jenis
ini hanya ditemukan tumbuh di dataran tinggi antara 1500-3300 m dan mudah
dibedakan dengan jenis-jenis cabai lainnya dari ciri bijinya yang hitam serta
perawakannya yang berbulu lebat. Paling umum dijumpai di Columbia, Ekuador, Bolivia
dan Peru (Purseglove, 1979). Nenek moyang liarnya masih belum diketahui, tetapi
jenis ini menunjukkan kekerabatan yang erat dengan jenis-jenis liar dari
Amerika Selatan yaitu C. eximium, C. cardenasii dan C. tovari,
dan salah satu di antaranya diduga merupakan nenek moyang liarnya (Heiser,
1986). Di Indonesia baru diketahui ditanam di Jawa (Ciwidey Sindanglaya,
Cibodas dan dataran tinggi Dieng) (Djarwaningsih, 1986).
Capsicum sinense Jacq.
Tumbuhan
berupa terna atau setengah perdu, tinggi 45-90 cm. Bunga menggerombol berjumlah
3-5 pada tiap ruas, posisinya tegak atau merunduk; mahkota bunga berwarna
kuning kehijauan, berbentuk seperti bintang. Buah muncul bergerombol berjumlah
3 -5 pada setiap ruas, panjangnya dapat mencapai 12 cm, rasanya sangat pedas;
mempunyai bentuk buah yang bervariasi dari bulat dengan ujung berpapila,
berbentuk seperti lonceng dengan sisi- sisi yang beralur, berbentuk seperti
kerucut dengan sisi-sisi yang beralur sampai bulat memanjang; kulit berkeriput
atau kadang-kadang licin; warna buah setelah masak bervariasi ada yang merah,
merah jambu, jingga, kuning atau cokelat. Biji berwarna kuning pucat.
Jenis
ini tersebar hampir meluas di Amerika Selatan bagian utara dan India Barat
serta dibudidayakan sangat umum di daerah Amazone. Buahnya bervariasi dalam
ukuran dan warna serta mempunyai rasa yang sangat pedas. Karena pedasnya, maka
orang-orang Caribea menggunakannya untuk menyiksa tahanan. Sedangkan di India
Barat digunakan untuk membuat suatu upacara “pepper pot” yang artinya penambahan berulang-ulang dari makanan yang
mengandung cabai tersebut ke dalam suatu periuk, sehingga dalam periuk tersebut
tidak pernah kosong (Purseglove, 1979). Sejauh ini nenek moyang liarnya belum
ditemukan, tetapi diduga berasal dari tipe liar C. frutescens. Hal ini dimungkinkan karena C. sinense berkerabat dekat dengan C. frutescens (Heiser, 1986). Di Indonesia, dikenal dengan nama
daerah yang berbeda-beda antara lain cabai tomat, cabai belimbing, cabai tawau
dan cabai ceremai; baru diketahui keberadaannya di Jawa Barat (Jakarta dan
Bogor) serta Kalimantan Timur: Tarakan (Djarwaningsih, 1986).
penyerbukan tanaman cabai secara umum
Tanaman
cabai termasuk tanaman menyerbuk sendiri, meskipun mempunyai prosentase yang
kecil untuk terjadinya penyerbukan silang. Hal ini disebabkan oleh struktur
bunga cabai yang tertutup kelopak bunga, dengan posisi putik lebih rendah
dibandingkan dengan kotak sari. Sehingga pada saat bunga mekar putik akan
menyentuh serbuk sari yang ada di dalam bunga.Gambar bunga cabai:
Dua buah jenis capsicum menurut lineus dan metode
pemulianya
Cabai Merah (Capsicum Annuum L.)
Ciri-ciri cabe merah:Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, peutulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, berbentuk bintang, berwarna putih, keluar dari ketiak daun. Buahnya buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm, beutangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak menjadi merah cerah. Biji yang masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm. Rasa buahnya yang pedas dapat mengeluarkan air mata orang yang menciumnya, tetapi orang tetap membutuhkannya untuk menambah nafsu makan. Keanekaragaman jenis cabai merah cukup tinggi. Artinya, cabal merah memiliki beberapa varietas dan kultivar yang dibedakan berdasai-kan bentuk, ukuran, rasa pedas, dan warna buahnya. Cabai merah dapat diperbanyak dengan biji.
Nama Lokal :Sumatera: campli, capli (Aceh), ekiji-kiji, kidi-kidi (Enggano), leudeu (Gayo), lacina (Batak Karo), lasiak, lasina (Batak Toba), lada sebua (Nias), raro sigoiso (Mentawai), lado (Minangkabau), cabi (Lampung), cabe, lasinao (Melayu). Jawa: cabe, lombok, sabrang (Sunda), lombok, mengkreng, cabe (Jawa), cabhi (Madura), tabia (Bali): Nusa Tenggara: sebia (Sasak), saha, sabia (Bima), mbaku hau (Sumba), koro (Flores), hili (Sawu). Kalimantan: sahang (Banjar), rada (Sampit), sambatu (Ngaju). Sulawesi: rica (Mana-do), bisa (Sangir), mareta (Mongondow), malita (Gorontalo), lada (Makasar), ladang (Bugis). Maluku: manca (Seram), siri (Ambon), kastela (Buru), maricang (Halmahera), rica lamo (Ternate, Tidore), maresen (Kalawat), rihapuan (Kapaon), riksak (Sarmi), ungun gunah (Berik).
Nama asing:La chiao (C), spaanse peper (B), piment, guinea pepper,cayenne pepper, red pepper (I), poivre long (P), beisbeere, spanischer pfeffer (J). NAMA SIMPLISIA Capsici Fructus (buah cabai merah).
Metode pemuliaan
untuk cabai merah
Tanaman cabai termasuk tanaman menyerbuk sendiri, meskipun mempunyai
prosentase yang kecil untuk terjadinya penyerbukan silang. Hal ini disebabkan
oleh struktur bunga cabai yang tertutup kelopak bunga, dengan posisi putik
lebih rendah dibandingkan dengan kotak sari. Sehingga pada saat bunga mekar
putik akan menyentuh serbuk sari yang ada di dalam bunga. Penyerbukan silang
yang terjadi kebanyakan disebabkan oleh banyaknya serangga di areal penanaman.
Peluang inilah yang menyebabkan dalam kegiatan pemuliaan tanaman kita mengenal
dengan kegiatan selfing. Selfing mempunyai tujuan untuk mendapatkan kemurnian
genetis dari tanaman yang kita selfing.
Beberapa metode dapat kita
lakukan dalam kegiatan selfing, yaitu mesh selfing methods, cotton selfing
methods, dan paper selfing methods. Hal ini didasarkan oleh nama alat bantu
yang digunakan. Seperti mesh adalah kain kasa, cotton atau kapas, dan paper
atau kertas. Berikut ini gambar beberapa metode selfing tersebut.
Gambar 1. Mesh Selfing Methods
Gambar 2. Cotton Selfing Methods
Gambar 3. Paper Selfing Methods
Metode selfing yang
banyak dilakukan pada tanaman cabai yaitu cotton dan paper methods. Berdasarkan
pengalaman selfing dengan metode penutup kertas (paper selfing metode)
mempunyai tingkat keberhasilan yang rendah jika dibandingakan dengan metode
penutup kapas (cotton selfing metode). Hal ini disebabkan oleh terlalu beratnya
penutup kertas terlebih jika selfing dilakukan pada musim hujan. Pada musim
hujan kertas penutup akan semakin berat dan jika angin bertiup kencang maka
tangkai buah tidak mampu menahan penutup keratas sehingga bunga akan rontok.
Berbeda dengan kapas yang mempunyai serat yang rapat dan ringan. Serat pada
kapas akan menyatu sehingga penutup kapas tidak akan jatuh. Meskipun kapas
termasuk bahan yang mudah menyerap air, namun cepat kering sehingga tidak akan
membebani tangkai buah.
Selfing dengan penutup
dari kapas termasuk efisien jika dibandingkan dengan penutup dari kertas. Jika
selfing mengunakan penutup kertas maka kita perlu membuka penutup kertas pada
saat bunga yang ditutup sudah menjadi buah. Hal ini dilakukan agar buah dapat
berkembang dengan sempurna dan tidak busuk jika terlalu lama ditutup dengan
kertas. Sedangkan dengan kapas, kita tidak perlu membuka kembali penutup karena
kemampuan pertumbuhan buah mampu untuk mendorong serat-serat kapas sehingga
buah dapat berkembang dengan baik.
Cabai Rawit
(Capsicum
frutescens L.) .
Familia :
solanaceae.
solanaceae.
Uraian :
Tanaman budidaya, kadang-kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar di tegalan dan tanah kosong yang terlantar. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik, menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masa.k berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap.Cabal rawit dapat diperbanyak dengan biji.
Tanaman budidaya, kadang-kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar di tegalan dan tanah kosong yang terlantar. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik, menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masa.k berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap.Cabal rawit dapat diperbanyak dengan biji.
Nama Lokal :Sumatera:
leudeuaarum, l. pentek (Gayo), situdu langit, lacina sipane (Simelungmz), lada
limi (Nias), l. mutia (Melayu). Jawa: cabe rawit, c. cengek (SLCnda), lombok
jempling, l. jemprit, l. rawit, l. gambir, l. setan, l. cempling (Jawa), cabhi
letek, c. taena manok (Madc,rra). Nusa Tenggara: tabia krinyi (Bali),
kurus(Alor). Sulawesi: kaluya kapal (bent.), mareta dodi (Mongond.), malita
diti (Gorontalo), m. didi (Buol), lada masiwu (Baree), l. marica, l. capa, laso
meyong (Mak.),1. meyong, ladang burica, l. marica (Bug.), rica halus, r. padi
(Manado). Maluku: Abrisan kubur (Seram), karatupa batawe (Elpaputi),
katupu
walata (Waraka), araputa patawe (Atamano), kalapita batawi (Amahai), karatuba
manesane (Nuaulu), karatupa. batawi (Sepcc), maricang kekupe (Weda), rica gufu
(Ternate). Irian: metrek wakfoh (Sarmi), basen tanah (Barik).
Nama asing:La jiao (C), cayenne peper (B),
piment de cayenne (P), piment enrage, guineapfeffer (J), pasites, sili (Tag.),
cayenne, chilli (I). NAMA SIMPLISIA Capsici frutescentis Fructus (buah cabe
rawit).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar