Sabtu, 05 Mei 2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan –
perubahan morfologi, fisiologi, dan biokimia yang membutuhkan energi, dimana
energi yang dibutuhkan didalam sel hidup diperoleh dari proses oksidasi.
Perkecambahan benih juga dipengaruhi
oleh 2 faktor yaitu; faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yaitu faktor –
faktor yang berasal dari benih itu sendiri, sedangkan faktor luar yaitu berasal
dari pengaruh lingkungan benih tersebut. Salah satu faktor luar yang sangat
mempengaruhi yaitu oksigen (O2)
dan karbondioksida (CO2).
Terbatasnya oksigen (O2)
yang dapat dipakai akan mengakibatkan terhambatnya proses perkecambahan benih.
Sedangkan pengaruh karbondioksida yaitu; apabila tekanan karbondioksida (CO2)
terlalu tinggi maka benih juga tidak akan mengalami perkecambahan.
B.
Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini yaitu untuk
mempelajari pengaruh oksigen pada perkecambahan benih.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Perkecambahan
biji adalah suatu proses yang berkaitan dengan sel hidup yang mana membutuhkan
energi. Energi yang dibutuhkan oleh suatu proses didalam sel hidup biasanya
diperoleh dari proses oksidasi, baik adanya molekul O2 atau tidak. Proses ini secara berurutan
disebut pernafasan (respiration), dan fermentasi, dimana terjadi pertukaran gas
yaitu CO2 dikeluarkan dan O2 diambil pada proses
pernafasan, disebut pernafasan aerob. Sedangkan pernafasan tanpa molekul O2
bebas disebut pernafasan anaerob dimana oksigen diperoleh dari proses kimia
(Jurnalis Kamil, 1979).
Pada
saat perkecambahan berlangsung proses respirasi akan meningkat disertai pula
dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida, air dan
energi yang berupa panas. Terbatasnya oksigen yang dipakai akan mengakibatkan terhambatnya
proses perkecambahan benih. Pada sintesa lemak menjadi gula diperlukan oksigen
karena molekul asam lemak mengandung lebih sedikit oksigen pada molekul gula.
Energi yang digunakan untuk kegiatan mekanisme sel – sel dan mengubah bahan
baku bagi proses pertumbuhan dihasilkan melalui proses oksidasi dari cadangan
makanan di dalam benih (Lita Sutopo, 2002).
Dalam
pengujian dilaboraturium, daya berkecambahnya benih diartikan sebagai mekar dan
berkembangnya bagian – bagian penting dari embrio suatu benih yang menunjukkan
kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada lingkungan yang sesuai. Yang
dimaksud dengan lingkungan untuk perkecambahan benih yaitu kelembaban,
temperatur, oksigen dan kadang – kadang bagi benih – benih tertentu diperlukan
pula cahaya (Tim Rineka Cipta, 1992).
III. METODELOGI PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Alat : - kantong plastik transparan
- kertas merang
- karet pengikat (karet
gelang)
- wadah
Bahan : - Benih kacang hijau (Phaseolus radiatus)
- Benih kacang tanah (Arachis hypogea)
- Benih jagung (Zea may)
B. Cara Kerja
- Dipilih 50 butir benih dari tiap – tiap spesies/jenis benih, lalu dibagi menjadi 2 kelompok untuk dua perlakuan.
- Disiapkan kantong plastik yang telah dibelah menjadi lebar dan kertas yang telah dibasahi, dengan susunan kantong plastik dibawah kemudian kertas diatas.
- Disusun semua jenis benih yang telah disiapkan, sebanyak 25 per kertas/plastik. Kemudian digulung dan bagian bawahnya diikat menggunakan karet.
- Perlakuan pertama, gulungan dibiarkan. Sedangkan perlakuan kedua, gulungan dimasukan kedalam kantong plastik dan diikat (tanpa udara).
- Ditaruh dalam wadah dan disimpan didalam tempat penyimpanan (inkubator).
- Diamati pada hari ke-6 dan ke-7 setelah tanam.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
v Hari ke – 6 :
- Kacang Hijau
-
jumlah
kecambah normal : 0
-
jumlah
benih yang menunjukan gejala tumbuh : 19
- Jagung
-
jumlah
kecambah normal : 6
-
jumlah
benih yang menunjukan gejala tumbuh : 15
- Kacang Tanah
-
jumlah
kecambah normal : 0
-
jumlah
benih yang menunjukan gejala tumbuh : 17
v Hari ke – 7 :
Ada Oksigen ( Perlakuan I )
1. Kacang Hijau
-
jumlah
kecambah normal : 21
-
jumlah
benih yang menunjukan gejala tumbuh : 21
2. Jagung
-
jumlah
kecambah normal : 18
-
jumlah
benih yang menunjukan gejala tumbuh : 19
3. Kacang Tanah
-
jumlah
kecambah normal : 6
-
jumlah
benih yang menunjukan gejala tumbuh : 18
Tidak Ada Oksigen ( Perlakuan II )
1. Kacang Hijau
-
jumlah
kecambah normal : 1
-
jumlah
benih yang menunjukan gejala tumbuh : 18
2. Jagung
-
jumlah
kecambah normal : 0
-
jumlah
benih yang menunjukan gejala tumbuh : 11
3. Kacang Tanah
-
jumlah
kecambah normal : 0
-
jumlah
benih yang menunjukan gejala tumbuh : 19
DB = x 100%
PT
= x 100%
Keterangan:
DB ( Daya kecambah )
= sudah ada daun, akar, dan batang.
PT ( Potensi Tumbuh ) = tidak
ada daun / adanya gejala tumbuh.
v Hari ke – 6
1. Kacang Hijau
DB = x 100%
= x 100% = 0 %
PT = x 100%
= x 100% = 76 %
2. Jagung
DB = x 100%
= x 100% = 24 %
PT = x 100%
= x 100% = 60 %
3. Kacang Tanah
DB = x 100%
= x 100% = 0 %
PT = x 100%
=
x 100% =
68 %
v Hari ke- 7
Ada Oksigen ( Perlakuan I )
1. Kacang Hijau
DB = x 100%
= x 100% = 84 %
PT = x 100%
= x 100% = 84 %
2. Jagung
DB = x 100%
= x 100% = 72 %
PT = x 100%
= x 100% = 76 %
3. Kacang Tanah
DB = x 100%
= x 100% = 24 %
PT = x 100%
=
x 100% =
72 %
Tidak Ada Oksigen ( Perlakuan II )
1. Kacang Hijau
DB = x 100%
= x 100% = 4 %
PT = x 100%
= x 100% = 72 %
2. Jagung
DB = x 100%
= x 100% = 0 %
PT = x 100%
= x 100% = 44 %
3. Kacang Tanah
DB = x 100%
= x 100% = 0 %
PT = x 100%
= x 100% = 76 %
KcT ( % etmal ) = + ............... +
Keterangan ;
N1,2,... : Jumlah kecambah normal pada
1,2,3,.....n hari setelah tanam (%)
D1,2,... : Jumlah hari setelah tanam
v Perlakuan I
1. Kacang Hijau
KcT ( % etmal ) = + = + = = 12 %
2. Jagung
KcT ( % etmal ) = + = + = = 14,2 %
3. Kacang Tanah
KcT ( % etmal ) = + = + = = 3,4 %
v Perlakuan II
1. Kacang Hijau
KcT ( % etmal ) = + = + = = 0,57 %
2. Jagung
KcT ( % etmal ) = + = + = = 4 %
3. Kacang Tanah
KcT ( % etmal ) = + = + = = 0 %
KsT (%) =
1. Kacang Hijau
KsT = = 0 %
2. Jagung
KsT = = 0,25 %
3. Kacang Tanah
KsT = = 0 %
B. Pembahasan
Dari
hasil yang diperoleh pada praktikum yang telah dilakukan, maka diketahui bahwa
benih yang kekurangan oksigen potensi pertumbuhan dan daya perkecambahannya
akan terhambat ini dikarenakan pada saat perkecambahan berlangsung proses
respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan
pelepasan karbondioksida dan air. Jadi apabila oksigen kurang maka proses
respirasi akan terhambat (benih yang dimasukkan kedalam kantong plastik),
sedangkan benih yang tidak kekurangan oksigen akan tumbuh/ tidak mengalami
keterhambatan (benih yang tidak dimasukkan kedalam kantong plastik).
Dan
selain benih yang terhambat tumbuh ada juga benih yang mati (tidak tumbuh) hal
ini dikarenakan tumbuhnya jamur. Tumbuhnya jamur tersebut disebabkan pada saat
praktikum para praktikan tidak menggunakan alat – alat praktikum (steril) yang
sudah disediakan.
V. PENUTUP
KESIMPULAN
Perkecambahan
benih merupakan proses yang berkaitan dengan sel hidup yang membutuhkan energi. Proses perkecambahan benih dipengaruhi oleh faktor
genetik dan lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh
adalah oksigen. Terbatasnya oksigen (O2) yang dapat dipakai akan
mengakibatkan terhambatnya proses perkecambahan benih, karena pada saat proses
respirasi atau pernafasan benih membutuhkan banyak molekul oksigen.
Selain itu bukan hanya faktor oksigen
saja yang berpengaruh terhadap perkecambahan, tetapi kelembaban dan kebersihan
alat juga berpengaruh. Apabila kelembaban tinggi dan kurangnya kebersihan alat
akan menimbulkan jamur, sehingga benih yang mulai berkecambah akan terhambat
bahkan akan mengalami kematian (benih tidak tumbuh).
DAFTAR PUSTAKA
Karmil, Jurnalis. 1979. Teknologi Benih 1. Angkasa Raya; Padang.
Sutopo, Lita. 2002. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada;
Jakarta.
Tim Rineka Cipta.1992. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan
Tuntunan Praktikum. Rineka Cipta; Jakarta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Mau nanya dong itu disimpen di inkubator yg gimana ya? Apa di jemur di luar atau gimana
Posting Komentar